Mataram, TrisaktiPost - Dinas Pertanian Keluatan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram memperdiksi adanya indikasi penjualan sapi ke luar daerah terutama ke Pulau Jawa menggunakan "jalur tikus", karena jalur angkutan resmi sudah dijaga ketat pemerintah.

         "Jika tidak melalui 'jalur tikus' atau penyebrangan non resmi, lalu kemana sapi-sapi lokal itu 'menghilang' terutama dari Pulau Sumbawa," kata Kepala DPKP Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (30/5).

         Dikatakan, untuk melakukan berbagai antisipasi kekurangan stok sapi, pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perternakan Provinsi NTB.

         "Termasuk pengawasan di pelabuhan-pelabuhan resmi, guna menghindari adanya pengiriman sapi secara ilegal," sebutnya.   
    Sementara, informasi dari Dinas Peternakan Provinsi NTB menyebutkan bahwa stok sapi di daerah ini mencukupi, namun kenyataanya saat ini para jagal kesulitan untuk mendapatkan sapi.

         Menurunnya stok sapi telah menyebabkan kenaikan harga sapi dan daging sapi di daerah ini sangat dirasakan para jagal di Rumah Potong Hewan (RPH) Majeluk dan Gubug Mamben.

         Biasanya para jagal di RPH Majeluk sehari memotong 20 hingga 25 ekor, kini hanya memotong 15 sampai 18 ekor, begitu juga di RPH Gubug Mamben dari biasanya 15 ekor per hari kini hanya 10 ekor per hari.

         "Dengan demikian, secara otomatis harga daging sapi naik hingga Rp120 per kilogram. Jika kondisi stok sapi tetap seperti ini harga sapi pada bulan Ramadhan bisa mencapai Rp130 per kilogram bahkan lebih," katanya.

         Di sisi lain, DPKP juga merasakan kurangnya stok sapi untuk masyarakat kota Mataram, karena biasanya setiap hari memberikan rekomendasi pengiriman sapi sebanyak 15 ekor per hari, kini 15 ekor per minggu.

         Terkait dengan itu, Mutawalli berharap kepada aparat kemanan terkait agar dapat melakukan pengawasan lebih maksimal terhadap alur pengiriman sapi  keluar daerah.

         "Harapan kami, aparat keamanan bisa melakukan pengawasan pada jalur-jalur penyebrangan non resmi," katanya. (Ant)
Share To:

Post A Comment:

0 comments so far,add yours